Read more: Hanya Menampilkan Judul Postingan di Halaman Depan Blog | Mas Bugie [dot] com http://www.masbugie.com/2010/06/hanya-menampilkan-judul-postingan-di.html#ixzz1BoM1DR00

MAJID COLLECTION'S

kaMu cAri apAaa.. ajA di siNi, gaK muNngkin G daPet daH...

Karakteristik Ilmu


I.         DEFINISI ILMU 
         1-       Lughoh                                    

Ilmu adalah lawan dari kata bodoh / jahil

2-       Istilah
                                                                                                                                                                  

Suatu sifat yang menyikap (rahasia) sesuatu secara sempurna


3-       Syar’iy
Ilmu shohih adalah ilmu yang sesuai dengan ‘amal. baik amalan hati, amalan lisan, maupun anggota badan, sesuai dengan petunjuk Rosulullah Shalallahu’Alaihi Wasalam.
Berkata Ali bin Abi Tholib:
Sesungguhnya yang disebut orang ‘alim adalah orang yang beramal dengan ilmunya dan yang ilmunya sesuai dengan ‘amalnya.


II.        MASYRU’IYYAH THOLABUL ‘ILMI

1-       Firman Allah :

Bacalah dengan nama Robb-mu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Robb-mu yang Maha Mulia. Yang mengajar dengan perantaraan qolam. Mengajari manusia apa yang tidak mereka ketahui.” (Al-‘Alaq 1-5)


“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan di antara mereka sekelompok orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang dien dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (At-Taubah 122)

2-       Hadits Rasululloh

Artinya : Menuruti ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim.(HR. Ibnu majah)

3-       Perkataan salaf
Imam Al-Bukhoriy berkata :

Artinya : Ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan, karena Allah berfirman, “Ketahuilah bahwa tidak ada ilah kecuali hanya Allah.”

III.      LARANGAN BERKATA TANPA ILMU
Allah Ta’ala telah mengharamkan perkataan tanpa ilmu,terutama pada permasalahan yang berkenaan tentang Allah. Urusan haram dan halal tanpa hujjah syar’iyyah.
1.        Al-Qur’an
             Allah berfirman :
 
Artinya,  “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai ilmu atasnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu akan dimintai pertanggung-jawabannya. (Q.S  Al – Israa : 36 )

Ibnu ‘Abbas menjelaskan bahwa     ﻒﻘﺗﻻﻭ        artinya    ﻞﻘﺗﻻﻭ (jangan berkata).

Ibnu Katsir menerangkan ayat di atas berkata :

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melarang perkataan tanpa ilmu, juga perkataan dengan dhonn (persangkaan).

Artinya, “Katakanlah, Robb-ku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

2.        Hadits Rasululloh
Artinya : Barang siapa yang berbicara tentang sesuatu berkenaan dengan Al-Qur’an tanpa ilmu, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka.



Artinya : Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka bersiap-siaplah menempati tempat kembalinya dineraka.


Cukuplah seseorang disebut sebagai pendusta jika mengadakan segala apa yang didengarnya.

3.        Perkataan Salaf
Abu Bakar berkata :                                                                                                                                               
Artinya, “Bumi mana yang akan melindungiku, dan langit mana yang akan menaungiku bila aku berkata sesuatu tentang Allah yang aku tidak ketahui.

Abu Hushain berkata :

Artinya : Sungguh salah seorang diantara kalian mudah berfatwa dalam suatu urusan yang seandainya ditanyakan kepada Umar. Ia akan mengumpulkan seluruh Ahli Badar (untuk menjawabnya).

IV.     FUNGSI ILMU
Diantara fungsi ilmu yang terpenting adalah :
1.        Sebagai alat ma’rifatulloh.
Allah berfirman : 

Artinya : Ketahuilah bahwa tidak ada ilah selain Alloh


Artinya : Barang siapa mati, sedang dia mengetahui bahwa tidak ada ilah kecuali hanya Allah akan masuk jannah.

2.        Menunjukan jalan yang benar (haqq) dan meninggalkan kebodohan
Artinya : Barang siapa dikehendaki Allah padanya kebaikan, maka Allah akan menambahkan dien kepadanya.

Ibnul-Qoyyim Al-Jauziyah berkata bahwa Rasululloh mengidentikan kejahilan sebagai penyakit dan menjadikan obatnya bertanya pada ulama’, sebagaimana sabda Rasululloh :

Artinya, “Bukankah obat kejahilan itu bertanya?”

3.        Syarat diterimanya amal dan dasar dari seluruh perkataan dan perbuatan.
‘Aisyah Ummul-mu’miniin meriwayatkan bahwa Rasululloh bersabda :
Artinya : Barang siapa beramal tanpa dasar dari kami, maka tertolaklah amalan tersebut.

Ibnu Munir berkata bahwa ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan perbuatan ; keduanya tidak bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu adalah pembenar niyat, sedang amal tidak diterima tanpa niyat yang benar.

V.       MACAM - MACAM ILMU
Rasululloh bersabda :

Artinya : Dari Anas, dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anha berkata : bersabda Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “untuk urusan dunia kalian, maka kalian lebih mengetahui, sedangkan untuk urusan dien, maka kembalikanlah kepadaku.”

Ada dua klasifikasi pokok dalam pembagian ilmu :
1. Ilmu Dien / Ilmu Syar’iy
a-       Fardlu ‘Aien
Yaitu ilmu-ilmu yang ‘aqidah dan ‘ibadah tidak benar dan sah kecuali dengannya seperti rukun iman dan rukun islam.
b-       Fardlu Kifayah
Ilmu-ilmu yang membahas cabang ilmu dien secara detail dan rinci seprti ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu faroidh, dan lain lain.

2.  Ilmu Dunia / ilmu Kaun
Yaitu segala ilmu yang dengan ilmu tersebut tegak-lah mashlahat dunia dan kehidupan seperti ilmu ke-dokteran, ilmu hisab, ilmu falak, ilmu perang, perdagangan, dan lain-lain. Hukumnya fardlu kifayah.

VI.     METODE MENCARI ILMU SYAR’IY
1. Tiga perangkat alat untuk mencari ilmu
Allah Ta’ala telah memberikan kepada manusia tiga perangkat untuk dapat mengenal Robb-nya, yaitu : Pendengaran, penglihatan dan hati. Allah berfirman :
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Maka siapa yang menyia-nyiakan tetaplah baginya jahannam, seperti firman-Nya.
Artinya : Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat - ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan-nya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak diperunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagaimana binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

2.  Metode Tholabul ilmi Syar’I
a.  Pada masa salaf
Berkata Ibnu Sirin :
“Sesungguhnya ilmu itu adalah dien, maka lihatlah kepada siapa kamu mengambil ilmumu”.

Para salaf tidak menuntut ilmu kecuali kepada ahlinya, yaitu para ulama’ yang isiqqoh (terpercaya) dan termasyhur kedalaman ilmunya, sehingga mereka mengadakan rihlah dalam tholabul-ilmi sampai ke negeri-negeri yang jauh.

Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhu berkata, “Dulu kami jika mendengar seseorang berkata “Rasulullah bersabda begini” kami cepat - cepat memperhatikan dan mendengarnya. Akan tetapi setelah terjadi kesulitan pada manusia dan mereka. Akan tetapi setelah terjadi kesulitan pada manusia dan mereka mempermudah urusan (terjadinya fitnah), kami tidak mengambil dari mereka kecuali orang - orang yang kami ketahui (ke-tsiqoh-annya).”

Khotib Al-Baghdadiy berkata :
Artinya : Jika seseorang hendak belajar hanya kepada beberapa ulama’ saja, maka hendaklah ia memilih para ulama’ yang sudah masyhur ketekunan (kejelian) dan ilmunya.

Ibrohim (An-Nakhoiy) berkata :

Artinya : Mereka (para salaf) jika mendatangi para ‘alim untuk mengambil ilmu darinya melihat kepada sifat-sifatnya, sholatnya dan keadaannya, baru kemudian mengambil ilmu darinya.

b.  Pada masa kini
Sedikitnya Ulama pada masa kini terutama yang sampai derajat mujtahid menjadilan sulitnya Tholibul ilmi untuk bisa ber-muzalammah kepada mereka seperti yang pernah dilakukan salaful ummah.

Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda :


Sesungguhnya diantara tanda dekatnya hari Qiyamat adalah sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan. (HR. Al-Bukhori) dalam riwayat Muslim : akan diangkat ilmu.

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak mengangkat ilmu dengan seketika dari manusia tetapi dengan mematikan Ulama, sampai apabila tidak tinggal seseorang ‘alim pun, manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh yang ketika ditanya ia akan berfatwa tanpa ilmu, maka ia sesat dan menyesatkan mereka itu. (HR. Bukhori Muslim).

Adapun bagi Tholibul Ilmi syar’i, cara terbaik dalam mempelajari ilmu dien adalah sebagaimana Syeikh Utsaimin berkata : Hendaklah Thoibul ilmi memulai dengan :
1.        Kitabullah beserta tafsirnya (seperti tafsir Ibnu katsir)
2.        Sunnah Rosulullah yang shohih (seperti Shohih Bukhori, Muslim dan Sunan Arba’ah) beserta Syarhnya (seperti Fathul Bary dan Nailul Authar)
3.        Kitab-kitab Fiqih (seperti al-Majmu’ karangan Imam Nawawiy, al Mughny karangan Ibnu Qudamah)
4.        Kitab-kitab para Ulama yang memiliki otoritas keilmuan yang tinggi, seperti Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyim
5.        Kitab-kitab Ma’ashir karangan para Ulama yang merujuk pada Ulama Salaf.

VII.     FADHILAH ILMU (THOLABUL ILMI, THOLIBUL ILMI DAN ‘ALIM ‘ULAMA)
1. Ilmu mengangkat derajat pemiliknya
Allah Ta’ala berfirman :
Artinya : ….. Allah akan meninggikan orang-orang yang berfirman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadillah : 11)

2.  Sebagai tanda bahwa pemiliknya berada diatas kebaikan
Rasulullah bersabda :

Artinya : Barang siapa dikehendaki Allah padanya kebaikan, maka Allah akan menanamkan dien kepadanya.

3.  Dimudahkan jalannya menju jannah
Rasulullah bersabda :

Artinya : Barang siapa menempuh suatu perjalanan dalam tholabul-ilmi, maka Allah akan melapangkan jalannya ke jannah.

4.  Dinaungi para malaikat dan di do’a kan olehnya serta seluruh penghuni langit dan bumi bahkan semut dan ikan di lautan.
Rasulullah bersabda :

Artinya : Sesungguhnya para malaikat menaungi dengan sayapnya orang yang mencari ilmu, dikarenakan ridlo kepada apa yang dicari.


Artinya : Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, sampai semut dan ikan mendo’akan kebaikan kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.

5.  Tholibul-ilmi berada di jalan Allah.
Rasulullah bersabda :

Artinya : Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali. (Hasan, HR. Tirmidzi, 2647, Ibnu Majah, 227)

6.  Seorang ‘Alim lebih afdol dari pada seorang ‘Abid.

Artinya : Sesungguhnya keutamaan seorang ‘Alim atas seorang ‘Abid seperti kelebihan cahaya rembulan dari seluruh bintang-bintang.

Abi Umayah meriwayatkan :

Artinya : Fadlilah seorang ‘Alim atas seorang ‘Abid seperti kelebihanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. (HR. Tarmidzi, Jami’ush Shogir : 5859)

7.  Mendapatkan pahala seperti pahala amalan orang yang kepadanya diajarkan ilmu tersebut.
Rasulullah bersabda :

Artinya : Barang siapa menunjukan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya.

8.  Pahala ‘Alim yang bermanfaat ilmunya tidak terputus setelah wafatnya.
Diriwayatkan dari Abu Huroyroh bahwa Rasulullah bersabda :


Artinya : Apabila seseorang meninggal maka terputuslah segala amalannya kecuali dari tiga perkara : shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendo’akan-nya.

VIII.  KARAKTERISTIK SEORANG ‘ALIM
1. Khosyatullah
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman :
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah, diantara hamba-hamba-Nya adalah Ulama’ (QS. Faathir:28)

Ibnu Mas’ud berkata : Ilmu itu bukan karena banyaknya perkataan, tetapi karena khosyatulloh (takut kepada Allah).

Imam Ahmad berkata : pokok ilmu adalah khosyah (kepada Allah).

2. Barokah ilmu dengan amal dan barokahnya waktu dalam thoah and hal-hal yang bermanfaat.
Ali bin Abi Thalib Rodliyallahu ‘Anhu berkata : Hanyasanya ‘alim itu yang beramal dengan ilmunya dan ilmunya sesuai dengan amalnya.
Ibnu Mas’ud Rodliyallaahu ‘Anhu berkata, “Sungguh saya sangat membenci seseorang yang saya lihat kosong dari pekerjaan dunia dan amalan akherat”
Al-Mahdi berkata, “Seandainya dikatakan pada Hammad bin Salamah. ‘Besok anda akan meninggal’, maka ia tidak akan mampu menambah sedikitpun dari amalannya” (karena penuh waktunya dengan amal sholih)
3.  Mendakwahkan ilmunya dan tidak menyembunyikannya
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman :
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang dien dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri”.

Rosulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda :
Sampaikanlah apa-apa yang datang dariku walaupun satu ayat.

Abu Dzar Al Ghifari Radliyallaahu ‘anhu berkata, “Seandainya kalian (para raja) meletakkan sebilah pedang di mulut ini agar aku menyembunyikan satu perkara yang aku dengan dari Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wa sallam maka pasti aku sampaikan urusan itu walau tidak kalian izinkan”

Hal ini karena mereka faham benar laknat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang akan menimpa orang menyembunyikan ilmunya, sebagaimana firman-Nya :

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua makhluk yang dapat melaknati”. (QS. Al – Baqarah : 159)

Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda :


Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu dia sembunyikannya. Maka pada hari kiamat Allah akan memasang padanya kekang dari api neraka.

4.  Selalu berfikir dan men-tadabburi tanda-tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla yang berakhir dengan kesmipulan dan keyakinan bahwa ayat-ayat Allah adalah haq dan tidak ada sedikitpun kebatilan di dalamnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
ﺏﺎﺒﻟﻷﺍﻲﻟﻭﻷﺕﺎﻳﻷﺭﺎﻬﻨﻟﺍﻭﻞﻴﻟﺍﻑﻼﺘﺧﺍﻭﺽﺭﻷﺍﻭﺕﺍﻭﺎﻤﺴﻟﺍﻖﻠﺧﻲﻓﻥﺇ
{۱۹۰ﻥﺍﺮﻤﻋﻝﺍ}
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

ﺍﻮﻟﻭﻻﺇﺮﻛﺬﻳﺎﻣﻭﺎﻨﺑﺭﺪﻨﻋﻦﻣﻞﻛﻪﺑﺎﻨﻣﺍﺀﻥﻮﻟﻮﻘﻳﻡﻠﻌﻟﺍﻲﻓﻥﻮﺨﺳﺍﺮﻟﺍﻭ
{۷ ﻥﺍﺮﻤﻋﻝﺍ} ﺏﺎﺒﻟﻷﺍ
Dan orang-orang yang mendalami ilmunya berkata, “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semua itu dari sisi Rab kami”, Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

{٤٢:ﺖﻠﺼﻓ} ﺪﻴﻤﺣﻡﻴﻜﺣﻦﻣﻞﻳﱰﺗﻪﻔﻠﺧﻦﻣﻻﻭﻪﻳﻦﻴﺑﻦﻣﻞﻁﺎﺒﻟﺍﻪﻴﺗﺄﻳﻻ
Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Robb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

5.  Selalu mengikuti yang terbaik dan paling mendekati kebenaran.
ﱪﻘﻟﺍﺍﺬﻫﺐﺣﺎﺻﻻﺍﻙﱰﻳﻭﻪﻟﻮﻗﺬﺧﺆﻳﺪﺣﺍﻞﻛ : ﻚﻟﺎﻣﻡﺎﻣﻻﺍﻝﺎﻗ
Imam Malik berkata, “Tiap orang diambil dan ditolak perkataanya, kecuali pemilik kubur ini”. (Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa sallam)

Umar radliyallaahu ‘anhu pernah melarang mahar yang berlebihan dalam nikah, tiba-tiba berdiri seorang wanita dan berkata, “Apakah engkau akan melarang sesuatu yang diperbolehkan Allah Azza wa Jalla”. Dalam firman-Nya.

ﻪﻨﻣﺍﻭﺬﺧﺄﺗﻼﻓﺍﺭﺎﻂﻨﻗﻦﻫﺍﺪﺣﺇﻡﺘﻴﺗﺍﺀﻭﺝﻭﺯﻥﺎﻜﻣﺝﻭﺯﻝﺍﺪﺒﺘﺳﺍﻢﺗﺩﺭﺃﻥﺇﻭ
{۲۰: ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ} ﺎﻨﻴﺒﻣﺎﻤﺛﺇﻭﺎﻧﺎﺘﻫﻪﻧﻭﺬﺧﺄﺗﺃﺎﺌﻴﺷ
Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata.

ﺩﺎﺒﻋﺮﺸﺒﻓﻯﺮﺸﺒﻟﺍﻡﻬﻟﷲﻰﻟﺇﺍﻮﺑﺎﻧﻭﺎﻫﻭﺪﺒﻌﻳﻥﺃﺕﻮﻏﺎﻂﻟﺍﺍﻮﺒﻨﺘﺟﺍﻦﻳﺬﻟﺍﻭ
ﻚﻠﺌﻟﻭﺃﻭﷲﺍﻡﻫﺍﺪﻫﻦﻳﺬﻟﺍﻚﺌﻟﻭﺃﻪﻨﺴﺣﺃﻥﻮﻌﺒﺘﻴﻓﻝﻮﻘﻟﺍﻥﻮﻌﻤﺘﺴﻳﻦﻳﺬﻟﺍ{١٧}
{١۸:ﺮﻣﺰﻟﺍ}ﺏﺎﺒﻟﻷﺍﺍﻮﻟﻭﺃﻡﻫ
Maka umar berkata “Benar perkataan wanita itu dan salahlah pendapat ‘Umar”.

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Assalamu'alaikum.... selamat datang semua di bloggku , semoga bermanfaat...! jangan malu kalau kau mau..., asal itu kebaikan ambil aja lagiiii....

Pengikut