Read more: Hanya Menampilkan Judul Postingan di Halaman Depan Blog | Mas Bugie [dot] com http://www.masbugie.com/2010/06/hanya-menampilkan-judul-postingan-di.html#ixzz1BoM1DR00

MAJID COLLECTION'S

kaMu cAri apAaa.. ajA di siNi, gaK muNngkin G daPet daH...

Kapan Melakukan Hijamah/Bekam...???

 Seteah bebicara seluk beuk bekam.., kapan ya waktu dan hari yag paling baik tuk berbekam..???
1. Dari Ibnu Abbas RA, berkata: "Rasulullah SAW berobat dengan hijamah ketika beliau sedang
ihram." (HR. Bukhari)
2. Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau tengah
berihram karena rasa sakit yang beliau rasakan di kepalanya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah, karya
al-A’zhami (IV/187))

3. Dari Anas RA, berkata: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau tengah berihram di
bagian punggung kaki beliau karena rasa sakit yang ada padanya.” (Shahih Ibnu Khuzaimah,
karya al-A’zhami (IV/187))
4. Dari Ibnu Abbas RA, berkata: "Rasulullah SAW berobat dengan hijamah ketika beliau sedang
puasa." (HR. Bukhari)
5. Dari Abdullah bin Buhainah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW berbekam di bagian tengah
kepalanya sedang beliau tengah berihram karena pusing yang beliau rasakan.” (HR. Bukhari)
6. Dari Ibnu Umar RA, dia bercerita: “Nabi SAW pernah berbekam di kepalanya dan
menyebutnya dengan Ummu Mughits.” (Kitab al-Fawaaid, dinilai hasan oleh al-Albani)
7. Dari seseorang, dia bercerita, “Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak batal puasa orang yang
muntah atau orang yang bermimpi (basah) dan tidak juga orang yang berbekam’.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Khuzaimah, sanad hasan oleh al-Albani)
8. Dari Jabir RA, dia bercerita: “Sesungguhnya Nabi SAW jatuh dari kuda beliau dan menimpa
batang pohon, sehingga kaki beliau patah. Waki’ RA berkata: ’Sesungguhnya Nabi SAW
berbekam di bagian kaki yang terkilir’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, karya al-Albani )
9. Dari Jabir RA: “Nabi SAW pernah berbekam karena kakinya tersandung/terkilir.” (Shahih Ibnu
Khuzaimah)
10. Dari Anas bin Malik RA: “Bahwa Nabi SAW pernah berbekam di kedua urat merih (vena
jugularis/jugular vein) dan punggung bagian atas.” (HR. Abu Dawus, dishahihkan oleh al-
Albani)
11. Dari Abu Kabsyah al-‘Anmari RA: “Rasulullah SAW pernah dibekam bagian tengah kepalanya
dan diantara kedua pundaknya. Dan Beliau bersabda: ‘Barangsiapa mengalirkan darah ini, maka
tidak akan mudharat baginya untuk mengobati sesuatu dengan sesuatu’.” (Shahih Sunan Abu
Dawud (no. 3268), lihat juga kitab Jaami’ul Ushuul (VII/541))
12. Disebutkan oleh Abu Nu’aim di dalam kitab ath-Thibbun Nabawi, sebuah hadits marfu’:
“Kalian harus berbekam di jauzatil qamahduwah, karena sesungguhnya ia dapat
menyembuhkan dari 5 penyakit.” Beliau menyebutkan diantaranya adalah kusta.

TANGGAL PELAKSANAAN BEKAM
1. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19
dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan
Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani)
2. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam
yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi,
Syaikh al-Albani (II/204))
3. Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita: “ Rasulullah SAW biasa berbekam di bagian urat merih
(jugular vein) dan punggung. Beliau biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR,
Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih)
4. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan
ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab
Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))

HARI PELAKSANAAN BEKAM
1. Dari Abu Hurairah RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa berbekam pada
hari Rabu atau hari Sabtu, lalu tertimpa wadhah (cahaya dan warna putih, lepra), maka
hendaklah dia tidak menyalahkan, melainkan dirinya sendiri’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an
Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
2. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Berbekam dilakukan dalam keadaan perut
kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah kecerdasan otak dan menambah
ketajaman menghafal. Ia akan menambah seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh
karena itu, barangsiapa hendak berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis
dengan menyebut nama Allah SWT. Hindarilah berbekam pada hari Jumat dan hari Sabtu serta
hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari Rabu,
karena Rabu merupakan hari dimana nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit
kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu.” (Shahih Sunan Ibnu Majah,
II/261, karya Imam al-Albani)
Catatan
Al-Khallal berkata: “Aku diberitahu Ishmah bin Isham, dia berkata: Aku diberitahu Hambal, dia
berkat: ‘Abu Abdullah Ahmad bin Hambal biasa melakukan bekam kapan pun ketika darah tidak
normal dan kapan pun waktunya’.”
Dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan bahwa Nabi SAW biasa melakukan bekam ketika
sakit, tanpa harus melihat kapan waktunya, tanpa harus menunggu hingga tiba waktu tertentu.
Secara ilmiah dan medis, jika waktu-waktu yang ditetapkan para ulama itu merupakan waktu yang
paling baik dan paling tepat untuk melakukan bekam, karena pada saat itulah darah sedang tidak
normal, maka waktu datangnya sakit merupakan waktu yang paling tepat dan efektif, karena saat
itulah darah sedang tidak normal.

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Assalamu'alaikum.... selamat datang semua di bloggku , semoga bermanfaat...! jangan malu kalau kau mau..., asal itu kebaikan ambil aja lagiiii....

Pengikut